Monday, January 9, 2012

Vagina Anda Rusak? Rekonstruksi Saja

Vagina, adalah alat vital paling sensitif dan paling bermakna bagi seorang wanita. Vagina adalah cerminan utuh seorang perempuan dengan segala haknya, begitu yang diungkap dalam buku maupun pementasan Vagina Monologues. Beragam fungsi vagina untuk tubuh, belum lagi jika menyangkut urusan kenikmatan seksual yang juga menjadi hak kaum wanita.

Semua wanita menginginkan kesempurnaan untuk vaginanya. Ketika kondisi vagina itu memiliki kelainan sejak lahir atau disebabkan faktor-faktor lainnya ketika dewasa (misalnya kecelakaan ataupun pemerkosaan), tak terbayang kekecewaan yang akan dipikul sepanjang hidup.


Jika Anda mengalaminya, rekonstruksi vagina bisa menjadi salah satu solusi. Rekonstruksi vagina dapat dilakukan oleh dokter bedah plastik untuk mengupayakan perbaikan pada kelainan anatomi vagina.

Kelainan sejak lahir
Pada vagina terdapat labium yang terdiri dari labium minora dan labium mayora. Labium minora adalah bibir dalam kemaluan yang tidak berambut. Sedangkan labium mayora adalah bibir luar kemaluan yang berambut dan berfungsi melindungi serta menjaga agar bagian dalam vagina tetap lembab. Selain labium, vagina juga terdiri dari introitus vagina atau pintu masuk vagina.

Vagina berhubungan dengan uterus di dalamnya. Selain itu juga dekat dengan saluran kencing di bagian atasnya. Bagian bawah berhubungan dengan saluran anus sebagai tempat pembuangan kotoran dari tubuh. Bagian-bagian yang saling berdekatan ini berpengaruh satu sama lain. Jika ada kelainan pada vagina, bisa jadi hal ini merupakan kelainan kongenital (bawaan).

“Ada yang sejak lahir tidak punya vagina. Vaginanya tertutup oleh lapisan. Tapi kondisi ini biasanya sifatnya hanya sebentar. Karena, begitu dilakukan tindakan untuk membelahnya, maka vagina akan terlihat. Jadi hanya luarnya saja yang terbungkus lapisan,” papar dr. Gwendy Aniko, SpBP dari Klinik Swadana Bedah Plastik Estetik RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Kondisi tersebut adalah salah satu kelainan vagina sejak lahir yang disebut juga agenesis vagina. Yaitu lubang vagina tertutup oleh selaput. “Sehingga, ketika dia lahir, orang tuanya bingung melihat tidak ada lubang vagina. Biasanya langsung dikerjakan sebentar oleh dokter, sehingga bisa terbuka lagi,” ujarnya. Kelainan ini terjadi karena pertumbuhan vagina pada fase terakhir kehamilan tidak sempurna, sehingga terjadi kondisi masih tertutupnya selaput pada vagina.

Kelainan ini sebenarnya bisa diketahui sejak bayi lahir. Namun, kadang karena ketidaktahuan orang tua dan pihak yang membantu proses kelahiran yang biasanya non dokter, membiarkan kondisi tersebut. Sehingga baru saat si anak dewasa diketahui. “Sebenarnya ketika anak lahir, mau langsung dibuka selaputnya boleh saja. Tapi kalau tidak dibuka juga tidak apa-apa,” tambah dr. Gwendy.

Yang bahaya adalah ketika si anak akil balikh, darah menstruasi tidak bisa keluar. Karena saluran keluarnya darah menstruasi bukan dari saluran kencing. Jadi tetap harus dibuka sebelum anak akil balikh. Jika tetap tertutup, darah tidak akan keluar. “Masalahnya, kita tidak pernah tahu usia akil balikh anak perempuan. Ada yang usia delapan tahun, sembilan tahun, 14 tahun juga ada. Sehingga lebih baik sejak awal sudah dilakukan tindakan,” jelas dokter kelahiran 43 tahun yang lalu ini.

Fistula dan tumor
Menurut dr. Gwendy, prevalensi kelainan vagina di Indonesia kurang diketahui. “Tapi yang jelas di Cipto Mangunkusumo, kasus kelainan sejak lahir yang sering datang ke kami adalah agenesis vagina,” ujarnya.

Ada kelainan lain pada vagina, yaitu terbentuknya fistula yang bisa terjadi karena kelahiran atau faktor lain seperti infeksi juga operasi. Infeksi ini menyebabkan ada saluran antara anus dan vagina. Adanya saluran ini mengakibatkan cairan merembes tak beraturan, sehingga semua cairan buang air bisa keluar di dua tempat.

Fistula ini bisa terbentuk sejak lahir atau karena tindakan operasi melahirkan anak dan infeksi sehingga menyebabkan ada saluran ke bawah dari vagina. Pada dasarnya, dalam kesehatan, fistula berarti saluran abnormal di antara organ yang secara normal tidak bersambungan.

Pada kondisi rectovaginal fistula, fistula terjadi antara rektum (anus) dengan vagina. Rectovaginal fistula dapat melemahkan kondisi seseorang. Jika sambungan antara anus dan vagina begitu lebar, gas dan kotoran yang keluar dari anus dapat keluar juga dari vagina.

Akibat perkosaan
------------------------
Kelainan lain yang dapat dialami vagina adalah adanya trauma pada vagina. “Trauma ini bisa terjadi karena benturan atau naik sepeda yang menyebabkan kerusakan vagina. Ada juga trauma karena persalinan yang dapat menyebabkan kerusakan otot-otot vagina,” jelas dr. Gwendy.

Trauma karena kekerasan seperti perkosaan pun dapat menimbulkan kerusakan pada vagina. Ketika ada benda asing masuk ke dalam vagina, dapat merusak kondisi vagina.

Pada perkosaan, kondisi paling banyak adalah robeknya vagina. Karena memang ada pemaksaan berhubungan seks dalam keadaan si perempuan menolak. “Jika dalam hubungan seks atas dasar suka sama suka, biasanya tidak ada keluhan. Paling hanya lecet biasa,” ujarnya. Kondisi-kondisi ini dapat direkonstruksi agar kondisi vagina kembali seperti semula.

Demikian juga pada kondisi adanya tumor pada vagina. Jika tumor itu telah diangkat, maka ada bekas tumor pada vagina. Akibatnya bentuk vagina jadi tidak beraturan. “Misalnya ada tumor di sekitar lubang vagina. Seperti di selaput atau di lipatan bagian bawah. Begitu tumornya diangkat, vagina ini harus direkonstruksi ulang agar bentuknya lebih baik. Rasa sensitivitasnya juga bisa sama seperti semula,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia ini.

Pada rekonstruksi ini, bagian-bagian di dalam vagina juga diperbaiki agar kelembutan di dalamnya terasa. Karena, menurut dr. Gwendy, jika mukosa atau selaput lendir tidak dikerjakan dengan baik, akibatnya akan kasar dan keras. Jika keras, hubungan seksual dengan suaminya akan tidak enak. “Sehingga kami tetap mengusahakan rekonstruksi ini dilakukan semaksimal mungkin, dalam konteks vagina ini direkonstruksi mirip dengan kondisi vagina pada awalnya,” tambahnya.

Prosedur rekonstruksi
---------------------
Pada vagina yang kerusakannya parah, rekonstruksi vagina memang sangat diperlukan. Namun, tindakan seperti vaginoplasty yang hanya bertujuan untuk menyempitkan lubang vagina, meskipun faktor penyebabnya tidak banyak, juga termasuk tindakan rekonstruksi vagina. Rekonstruksi vagina dapat dilakukan di klinik bedah plastik, dengan beberapa prosedur.

Awalnya, dokter akan mengevaluasi apa yang akan dikerjakan dalam tindakan rekonstruksi ini. Dokter harus mengetahui lebih dulu penyebab kelainan atau kerusakan vagina untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan. Kemudian, dokter menginformasikan kepada pasien untuk mendiskusikan tindakan selanjutnya.

Dokter akan memberi informasi pada pasien bahwa apa pun tindakannya. “Tujuannya adalah untuk memperbaiki dengan mengupayakan hasil yang maksimal,” tegas dr. Gwendy.

Lama rekonstruksi akan berjalan tergantung kondisi kerusakan vagina. Untuk kondisi agenesis vagina, biasanya sebentar, sekitar lima menit saja. Namun, jika rekonstruksinya kompleks, seperti harus memperbaiki otot vagina, mukosa vagina, lalu rektum di bawah vagina, maka waktunya mungkin berlangsung lebih lama. Bahkan bisa jadi dilakukan rekonstruksi dalam beberapa kali tindakan.

Dalam rekonstruksi vagina akibat fistula, biasanya dikerjakan dalam dua kali tindakan yang terpisah. Pertama dokter mengalirkan saluran kotoran (faeces) terlebih dahulu. Setelah itu baru direkonstruksi. Jadi, tindakan rekonstruksi vagina bisa berlangsung mulai dari lima menit hingga empat jam, tergantung kondisi kelainannya.

Setelah operasi, ada perawatan-perawatan pasca operasi yang dapat dilakukan. “Kita tahu bahwa daerah vagina itu kotor, karena adanya kuman-kuman. Untungnya Tuhan menyediakan enzim pembasmi kuman pada setiap daerah yang memiliki mukosa dan terdapat kuman yang sembunyi di situ. Secara normal siklusnya seperti itu. Kecuali keputihan yang terjadi karena kesalahan sendiri akibat kondisi tubuh yang terganggu,” ujar dokter yang punya hobi olahraga dan melakukan outdoor activities ini.

Vagina merupakan rongga yang tersembunyi, di mana terdapat kotoran-kotoran. Tapi, karena ada mukosa yang mengeluarkan cairan, cairan ini akan mematikan kuman yang dianggap mengganggu. Setiap selesai tindakan operasi, hal yang harus dijaga adalah kebersihan terhadap vagina. Misalnya pencucian dengan cairan antiseptik atau lotion pembersih. Hal ini juga untuk merawat vagina setelah terkena air seni.

Kadang, untuk kasus tertentu, untuk menjaga sterilisasi, biasanya digunakan selang atau kateter untuk buang air kecil. Penggunaannya selama 3-4 hari atau satu minggu. Tapi untuk kasus sederhana tidak perlu, cukup dengan olesan lotion perawatan.

Dalam rekonstruksi ini, mungkin juga terjadi efek samping. Pada dasarnya, setiap tindakan operasi pasti ada efek samping. Efek samping yang paling sederhana adalah infeksi, atau kemungkinan saat rectovaginal ditutup, tapi ternyata fistulanya terjadi lagi.

Jadi, apa pun yang sebenarnya dilakukan pada rekonstruksi vagina, yang dikerjakan adalah mempertautkan dan membentuk kembali vagina dengan memanfaatkan kulit, mukosa, atau jaringan yang ada di sekitar vagina. Jika kekurangan jaringan di vagina, dokter akan mencari di tempat lain yang ada di sekitar vagina untuk dipindahkan. “Itulah yang terjadi dalam rekonstruksi. Dokter yang mengoperasi harus memakai imajinasi yang cukup kuat terhadap apa yang akan dikerjakan,

Persiapan
-------------------
Sebelum menjalani rekonstruksi vagina, pasien harus mempersiapkan mental sebelumnya. Karena rekonstruksi ini dilakukan pada vagina. Vagina adalah organ perempuan yang sangat sensitif. Apalagi jika perempuan lajang yang masih berpikir banyak efek-efek akibat rekonstruksi vagina, ia perlu persiapan psikologis. Berbeda halnya dengan perempuan yang sudah tua yang mungkin sudah tidak memikirkan lagi efeknya, karena sudah tidak punya keinginan berhubungan seksual lagi.

Selain itu, perlu juga disiapkan dana untuk operasi. Menurut dr. Gwendy, dana ini bervariasi. Untuk agenesis vagina, kemungkinan biaya yang dikeluarkan tidak besar, karena termasuk operasi yang sederhana. Namun untuk rekonstruksi yang kompleks akibat adanya fistula, operasi bisa berlangsung dua tahap. Dana juga tergantung tempat dimana dilakukan rekonstruksi dan fasilitas yang diinginkan pasien di rumah sakit.

No comments:

Post a Comment