Wednesday, January 4, 2012

Memahami Grafik Barber Johnson

Bagi orang yang bekerja di rekam medis, grafik Barber Johnson merupakan makanan sehari-hari. Tetapi tidak demikian bagi perawat. Hal ini terbukti dari kebingungan salah seorang mahasiswa ketika mendapat tugas dalam pengelolaan dokumen grafik Barber Johnson ini. Usaha bertanya kemana-mana sudah dilakukan (kecuali ke rekam medis barangkali) tetapi informasi untuk membaca grafik tersebut yang belum ditemukan. Oleh karena itu ada baiknya sedikit saya paparkan dengan menggunakan link-link yang saya dapatkan.


Bentuk Grafik Barber Johnson seperti contoh berikut.





Grafik Barber Johnson ini merupakan gambaran efisiensi rumah sakit. Seperti yang disampaikan Riyadi (2008) . Metoda Barber Johnson merupakan salah satu metoda yang dapat digunakan untuk penilaian efisiensi pengelolaan pelayanan rumah sakit. Penilaian efisiensi dapat dilakukan bulanan bahkan tahunan, lihat dalam laporan dan Foster (1999). Indikator-indikator pelayanan rawat inap rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rawat inap suatu rumah sakit. Dalam statistik rumah sakit terdapat beberapa indikator pelayanan rawat inap rumah sakit yang dihasilkan dari pengolahan data sensus harian rawat inap yaitu BOR (Bed Occupancy Ratio), AVLOS (Average Length of Stay), TOI (Turn Over Interval), BTO (Bed Turn Over), GDR (Gross Death Rate), dan NDR (Net Death Rate) (Depkes, 2005 dalam Kurniawan(2008).

Grafik ini terdiri dari 4 garis, yaitu garis BOR, AvLOS, TOI, dan garis BTO. Biasanya didalam grafik barber johnson terdapat sebuah area yang biasa disebut daerah efisien. Daerah Efisien ditentukan dengan nilai-nilai standar dari ke-empat parameter tersebut. Nilai-nilai Standar keempat parameter tersebut adalah : BOR : 75%, AvLOS : 3-9 hari, TOI : 1-3 hari,BTO : 30 kali. Daerah efisien digunakan untuk membantu pembaca untuk menentukan apakah dengan nilai-nilai keempat parameter tersebut, pemakaian tempat tidur di sebuah rumah sakit sudah efisien atau tidak. Apabila titik temu keempat garis tersebut berada pada daerah efisien, maka pemanfaatan tempat tidur sudah efisien, begitu pula sebaliknya. NN(2007)

Demikian bahasan singkat tentang Grafik Barber Johnson. Jika kurang jelas silakan klik link dalam refenensi. Semuanya berbahasa Indonesia. Bahkan ada yang menyediakan programnya dalam bentuk MSExcel dan Online.


Referensi:

Foster, at.all, 1999, Data sources, bed supply and performance in hospital systems: An Anglo-Czechoslovak comparison, EUROPEAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH VOL. 9 NO. 2
Online,
http://eurpub.oxfordjournals.org/cgi/reprint/9/2/103.pdf diakses tanggal 19 Pebruari/2008.

Kurniawan, H.,2008, Sistem Pengolahan Data Rawat Inap di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Berbasis Multiuser. Skripsi. http://heryant.web.ugm.ac.id/artikel2.php?id=37 diakses tanggal 19 Pebruari 2008

Riyadi, S., 2008, Penilaian Kembali Penggunaan Metoda Barber Johnson dalam Penilaian Efisiensi Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia. http://heryant.web.ugm.ac.id/artikel2.php?id=37 diakses tanggal 19 Pebruari 2008

NN, 2007, Grafik Barber Jonson on line, http://tantos.web.id/ diakses tanggal 19 Pebruari 2008

No comments:

Post a Comment