Sunday, January 8, 2012

Kurang Tidur? Bisa Stres

Tidur sangat penting untuk kesehatan mental dan emosional. Juga untuk keselamatan jiwa dan raga manusia. Tidur adalah upaya tubuh agar ritme dan stamina tubuh kembali normal.

Gangguan tidur
------------------------

Gangguan tidur bisa dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu insomnia, hyperinsomania dan parasomnia.



Insomnia adalah sulit untuk jatuh pulas dan mempertahankan tidur. Penyebab insomnia adalah :
#Kondisi media yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau kondisi yang tidak menyenangkan. Contoh : rematik, kanker, lanjut usia, penyakit-penyakit enfeksi, dsbnya.
#Kondisi psikiatrik atau perubahan lingkungan. Contoh : perasaan tegang, murung, cemas, baru pindah kerja, baru pindah rumah, dsbnya.

Hypersomnia adalah sutau gangguan tidur yang bentuknya tidur terlalu banyak, selalu ngantuk pada siang hari, atau kadang-kadang tidur dan mengantuk terus baik siang maupun malam. Penyebabnya adalah :
#Kondisi medis. Misalnya mengalami sakit keturunan, menstruasi, mengalami kurang tidur atau tidur tidak berkualitas, sehabis mengonsumsi alcohol, dsbnya.
#Kondisi kejiwaan. Misalnya mengalami depresi atau mengalami gangguan tidur

Sedangkan parasomnia adalah fenemona abnormal yang terjadi tiba-tiba selama tidur atau terjadi di perbatasan antara tidur dan bangun. Sampai sekarang banyak ahli yang belum mengetahui apa penyebab pasti dari parasomnia.

Tetapi gejala parasomnia kadang bisa lihat pada orang yang mengalami hal ini. Misalnya sleepwalking (suatu keadaan di mana seseorang tidur tetapi kadang dia berjalan-jalan sambil tidur), mengingau, menggorok bahkan sampai sambil tidur tetapi giginya gemerutuk.

Para peneliti di luar negeri menyatakan seseorang yang mengalami insomnia (gangguan susah tidur) yang kronik memiliki risiko untuk mengidap masalah-masalah kejiwaan, dan lebih banyak mengeluh tentang kesehatannya.

Masalah-masalah yang ada hubungannya dengan tidur bisa menyebabkan seseorang mengalami stres saat mereka melakukan kegiatan sehari-hari. Untuk orang-orang yang sudah bekerja, produktivitas tidak akan tercapai secara maksimal jika seseorang mengalami gangguan tidur. Hal ini dikarenakan orang-orang yang mengalami gangguan tidur sangat sulit untuk konsentrasi, susah menyelesaikan tugas-tugasnya, dan tak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Bisa disimpulkan bahwa tidur dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mengingat, belajar dan memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan kerja otak. Berarti bisa disimpulkan juga bahwa masalah tidur sangat hubungan erat dengan tidak terselesaikannya tugas-tugas dari sekolah, dari kantor, bahkan bisa mempengaruhi hubungan antar suami istri atau keluarga.

Tak harus 8 jam
--------------------

Berapa jamkah seseorang perlu tidur setiap harinya?

Tak ada patokan yang pasti, seseorang harus tidur berapa jam dalam sehari. Tetapi pada umumnya, orang-orang dewasa –atau rata-rata usia produktif, memerlukan waktu tidur 8 jam per hari.

Patokan angka 8 jam ini juga sangat tergantung pada masing-masing individu. Ada orang yang bisa kembali segar dan fit setelah tidur selama 6 -7 jam sehari. Atau suatu kali, seseorang sampai perlu tidur selama 10 jam dalam sehari setelah aktivitas berat ia lakukan.

Seseorang dosen di sebuah universitas ternama di Semarang pernah mengeluhkan bahwa setiap hari ia hanya bisa tidur 5 jam setiap harinya. Kesibukannya sebagai dosen dan peneliti, menyebabkan dirinya harus rela tidur selama 5 jam per hari. Anehnya, meskipun hanya tidur 5 jam per hari, sang dosen selalu merasa bahwa tubuhnya fit dan tak pernah mengalami keluhan kesehatan yang berarti.

Dokter L. Suryantha Chandra, Direktur Utama Sanatorium Dharmawangsa - Jakarta Selatan mengatakan pada umumnya makin tinggi usia seseorang, maka kebutuhan tidur semakin berkurang. Tak mengherankan jika ada orang tua yang cukup dengan tidur 4-5 jam. “Tapi kalau orang tua itu biasa tidur cuma 3 jam dan tak berakibat apa-apa, hal itu dikarenakan kualitas tidurnya bagus,” jelasnya.

Apa yang dinamakan kualitas tidur?
---------------------------------------

Kualitas tidur adalah mutu atau keadaan fisiologi tertentu yang didapatkan selama seseorang tidur yang memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi pada waktu orang itu bangun. Kalau kualitas tidurnya bagus artinya fisiologi atau faal tubuh dalam hal ini sel-sel otak misalnya pulih kembali seperti semula saat bangun tidur. Saat seseorang bekerja dan berpiikir, sel-sel tubuh mengalami perubahan-perubahan, terjadi metabolisme, terjadi perubahan, pembentukan protein, dsbnya. “Nah, tidur memulihkan semua perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh,” jelas dr. Chandra lagi.

Banyak faktor menentukan kualitas tidur seseorang. Misal biasanya ia tidur jam berapa, biasa tidur di mana, dan suasana tidur. Bahkan jika seseorang sudah terbiasa tidur pulas di bangku, tidak akan masalah jika ia tidur bangku. “Faktor kebiasaan sangat menentukan kualitas tidur,” ujar dr. Chandra.

Masih menurut dr. Chandra minimal seorang memerlukan sekitar satu setengah jam untuk mendapatkan kualitas tidur yang optimal. Satu siklus tidur itu sekitar satu setengah jam (90 menit) dari sadar, setengah sadar, masuk tahap selanjutnya lantas kembali lagi. Untuk hal-hal yang vital, tidur selama satu siklus cukup tapi untuk kesehatan fisik secara keseluruhan tak cukup hanya tidur satu siklus.

Waktu tidur sudah pas?
--------------------------
Jadi, Anda bisa menilai kualitas Anda sendiri. Patokannya sangat mudah, apakah setelah tidur, tubuh anda terasa segar dan fit kembali? Jika jawabannya ‘tidak’, Anda perlu memperbaiki kualitas tidur Anda. Jika jawabannya ‘ya’ berarti kualitas tidur Anda cukup bagus

No comments:

Post a Comment